Posted by : Mr. Saitama
Rabu, 05 Maret 2014
SEJARAH ISLAM DI JEPANG - Awal
mulanya yaitu melalui perdagangan atau niaga banyak orang asing yang
beragama islam mulai berdatangan ke jepang sudah sejak awal berdirinya
negara. Muslim pertama sebagian besar adalah pelaut Melayu yang melayani
kapal belanda atau kapal Inggris. Sejak saat itu Islam mulai ada di
Jepang. Etnis jepang sendiri mulai masuk islam pada awal abad 20.
Sebelum
tahun 1900, hanya ada dua negara di Asia yang menikmati kemerdekaan
penuh, yaitu Kekaisaran Ottoman di Turki dan Kekaisaran Jepang. Karena
keduanya berada di bawah tekanan negara-negara Barat, mereka memutuskan
untuk membangun hubungan persahabatan dan mulai bertukar kunjungan.
Sultan
Abdul Hamid II, yang memerintah Turki di era 1876-1909, mengutus
laksamana Uthman Pasha untuk melakukan kunjungan resmi ke Jepang pada
tahun 1890. Setelah Uthman Pasha selesai mengadakan pertemuan dengan
Kaisar Jepang, dia dan enam ratus anak buahnya bersiap untuk pulang,
meskipun saat itu cuaca sedang tidak bersahabat. Belum jauh kapal Al
Togrul berlayar, badai besar menghantamnya sehingga menyebabkan lebih
dari 550 awak kapal meninggal termasuk sang kapten.
Layaknya sahabat yang baik, pihak Jepang lalu mengirim dua kapal untuk
membawa para korban yang selamat untuk pulang ke Istanbul. Seorang
wartawan muda Jepang yang bernama Shotaro Noda (ada yang menyebutnya
Torajiro Yamada) juga ikut dalam perjalanan itu. Dia adalah orang yang
telah mengumpulkan uang sumbangan dari warga Jepang untuk diberikan
kepada keluarga korban yang meninggal.
Setelah sampai di Istanbul dan menyerahkan uang sumbangan, Shotaro
sempat bertemu langsung dengan Sultan Abdul Hamid yang kemudian
memintanya untuk tinggal di Istanbul dan mengajarkan bahasa Jepang ke
para pejabatnya. Tanpa berpikir panjang, Shotaro pun setuju. Selama
tinggal di Istanbul, dia berkenalan dengan Abdullah Guillaume, seorang
muslim yang berasal dari Liverpool, Inggris. Dia-lah orang yang
memperkenalkan Shotaro kepada Islam.
Akhirnya Shotaro-pun memeluk agama Islam dan memilih untuk diberi nama
Abdul Halim Noda (ada yang menyebutnya Abdul Khalil), yang diyakini
dunia sebagai orang Jepang pertama yang beragama Islam.
Dari dulu Jepang dikenal sebagai negara penganut agama Shinto dan Buddha. Apakah ada mereka yang menganut agama Islam? Tentu ada. Sekarang mari kita balik ke masa lalu dan menulusuri jejak Islam di Jepang.
Jumlah
Muslim di Jepang mencapai 100 ribu orang, dan mereka memiliki 40 masjid
untuk menunaikan ibadah dan ritual-ritual keagamaan mereka di sana.
Dengan
jumlah populasi mencapai 128 juta, Jepang merupakan negara kesepuluh
dengan total populasi terbanyak di dunia. Tokyo, kota ini menampung
sekitar 35 juta orang yang merupakan kota dengan populasi terbesar dan
dengan biaya hidup termahal di dunia.
Meski Islam memasuki wilayah Asia timur pada abad pertama Hijriah, akan
tetapi agama Islam masuk ke Jepang pada abad ke-19 Masehi. Sejak tahun
1867, warga Jepang dapat menjalin hubungan dengan negara-negara lain
khususnya umat Islam.
Sekarang ini di Jepang tercatat sekitar 100 ribu Muslim hidup di negara
itu yang 90 persennya adalah para pendatang dari Indonesia, Pakistan,
Iran dan Bangladesh. Sementara 10 persen sisanya adalah warga pribumi.
Masjid pertama di Jepang adalah masjid Kobe yang dibangun tahun 1935.
Masjid Tokyo di bangun pada tahun 1938 dan pada tahun 1990 mengalami
renovasi. Masjid memiliki peran besar dalam kehidupan umat Muslim
Jepang, mengingat masjid telah memudahkan mereka dalam melaksanakan
tugas-tugas agama mereka.
Lembaga-lembaga Islam di Jepang dibentuk dengan tujuan perluasan
kerjasama di antara warga Muslim Jepang dan juga pengadaan buku-buku
agama dan kebudayaan Islam untuk warga Muslim negara ini.
Saat ini ada 30 hingga 40 masjid di Jepang. Di negara ini, masjid
memiliki beberapa fungsi, selain untuk shalat berjamaah, juga menjadi
tempat untuk aktivitas keagamaan, sosial, pertemuan dan bahkan tempat
untuk membahas perekonomian.
Perlu disebutkan pula bahwa sekitar 100 tahun lalu, di Jepang hanya ada dua masjid yang kini jumlahnya mencapai 40 bangunan.
Salah satu kendala utama yang dihadapi warga Muslim Jepang adalah
buku-buku fiqih dan hadis yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Jepang. Selain itu, mengingat Muslim adalah kelompok minoritas, maka
kesulitan lain yang juga tak kalah besarnya adalah susahnya menemukan
produk makanan yang halal
referensi :
-http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/12/09/04/m9ssri-muslim-jepang-dan-kesulitannya
-http://www.jepang.net/2012/08/sejarah-islam-di-jepang.html